Kalurahan Poncosari

PoncoWarta_Dusun.Karang - Sutiyar menderes (menyadap) nira setiap hari dari pohon-pohon kelapa di halaman rumahnya. Sutiyar bersama belasan warga lainnya melakukan rutinitas yang sama di Dusun Karang, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.

Setiap rumah yang memiliki halaman pasti ditumbuhi pohon-pohon kelapa. Pohon kelapa usia produktif dengan tinggi di atas 5 meter menjadi sumber penghidupan warga yang sudah berlangsung turun-temurun.

Hasil sadapan nira yang disebut legen lalu diolah oleh perempuan di dapur masing-masing. Demikian pula yang dilakukan istri Sutiyar, yaitu Nasilah. Hasil sadapan nira pagi hari dicampur dengan legen hasil menyadap sore hari sebelumnya lalu dipanaskan hingga mengental. Setelah dua jam, Nasilah menuang (nitis) legen yang mengental ke dalam cetakan-cetakan batok kelapa. Dalam waktu singkat, jadilah gula kelapa murni yang sering disebut Gula Jawa.

Produksi gula jawa tradisional telah berlangsung puluhan tahun di Dusun Karang, bukan berarti tanpa masalah. Hama kumbang kuwawung (Oryctes rhinocerus) menyerang bunga kelapa yang siap disadap menyebabkan gagal panen. Regenerasi penyadap nira kelapa juga tidak berjalan, menyebabkan para penghasil gula jawa selalu kehabisan stok Gula Jawa yang dijual harian ke pengepul. Hanya beberapa orang berusia di bawah 40 tahun yang mau menyadap nira kelapa. Padahal jaminan kesejahteraan para penyadap tak perlu dipertanyakan lagi. Mengingat gula jawa adalah kebutuhan dasar masyarakat dengan permintaan konsumen yang terus meningkat.

BUMDesa Mukti Lestari dalam program #KONCOplesir berusaha memperkenalkan produk gula kelapa Dusun Karang pada masyarakat dan di waktu bersamaan mempopulerkan profesi penyadap nira di kalangan orang muda Desa Poncosari. Harapannya produksi gula jawa dapat lestari dan dapat mendukung kesejahteraan setiap warga Dusun Karang.

Ig @konservasi.poncosari

Sumber Link : https://www.instagram.com/p/B5O7wD_pDp_/